Slogan itu sangat cocok di jaman smartphone seperti sekarang ini. Selain lebih mudah dan cepat untuk menunjukkan arah, GPS (Global Positioning System) membuat kita nggak perlu nanya-nanya sama orang. Karena nggak semua orang pandai menunjukkan arah. Belum lagi kalau ada yang ngasih tau arahnya makai arah mata angin, sementara kita baru sampai di wilayah itu dan malam hari pula. Jadi bingung buat nentuin mana timur, mana selatan.

Saat liburan akhir tahun kemarin aku jalan-jalan berempat ke Bali. Karena kita niatnya liburan ngirit, jadi kami menyewa mobil kecil yang cukup buat berempat, yang bensinnya irit dan nyewanya pun lepas kunci. Soalnya kalau pakai supir nambah biaya lagi.

Berhubung kita berempat sama-sama nggak hapal jalan di Bali, maka GPS lah pilihan utama selama perjalanan. Nah GPS yang tersedia ada peta Google versi iPhone dan Android, juga ada peta versi nya Nokia.

Begitu sampai di bandara langsung serah terima mobil rental dan mulai search GPS tujuan pertama ke Lovina. GPS yang di Android very very very lemot, loading teruuuus. Dan posisi kita nggak bergerak-gerak. Sementara GPS yang di iPhone dan Nokia lancar jaya. Padahal kami berempat semuanya pakai nomor handphone dengan provider yang sama. Dan iPhone juga sama dengan Android pakai peta punyanya Google. Entah mengapa yang Android lemot banget.

Lucunya jarak dari bandara ke Lovina versi Nokia 97km sedang versi Google 87km. Dalam perjalanan, begitu keluar dari Denpasar, terjadi perbedaan petunjuk. Di Google harus belok kanan, di Nokia harus jalan terus. Saat itu kami memutuskan ngikutin Google.

Eh nggak taunya nyasar saudara-saudara. Masuk ke jalan-jalan kecil lewat perumahan. Kayaknya yang versi Google ngarahin kita ke jalan pintas atau yang terdekat. Tapi malah bikin bingung. Jadi keputusan finalnya adalah ngikutin peta nya Nokia. Selain itu kalau di Google, nggak ada hotel tempat kami menginap, sedangkan di Nokia hotel yang kami tuju tertera di petanya.

Seru nya pakai peta Nokia ini, ada suaranya. Kita bisa milih mau suara cewek apa cowok. Cuma sayang nggak ada pilihan suara sendu merayu ngajak turu. #eh. Hihihi. Nah biasalah suara yang enak didengar tentu suara cewek. Jadi kami pilih suara cewek yang ngasih tau arah.

Karena ada suaranya lumayan buat ketawa ketiwi, jadi nggak ngantuk dengerin Mbak Nokia ngoceh. Kadang dia bilang, “setelah 200 meter belok ke kanan.”Terus nanti pas sudah ditempat kita mau belok, dia ngoceh lagi, “sekarang belok ke kanan.” Nanti kalau pas lampu merah, pasti kita bales omongan Mbaknya, “bentar Mbak lagi lampu merah.”

Giliran kita menepi di toko mau beli makanan kecil, si Mbak Nokia ngoceh lagi,“kembali ke jalan terdekat.” Hahaha jadi ngakak, dia nggak terima kita berhenti lama-lama. Lalu dalam perjalanan menuju Lovina Mbak Nokia sempet nggak ngoceh lama setelah dia bilang, “ikuti jalan sepanjang 22km.” Kemudian dia hening. Jadi ngakak lagi, itu si Mbaknya pasti seneng banget jadi bisa istirahat dulu, makan dulu atau nonton tv dulu. Hahahaha. Akhirnya selamat juga sampai di Lovina.

Keesokan harinya sepanjang hari kami mengikuti ocehan Mbak Nokia dengan sukses ke semua tempat-tempat wisata yang kami kunjungin. Hingga akhirnya pas sudah jam 7 malam, kami beranjak dari Tanah Lot menuju hotel di Sanur, tempat rencananya kami bermalam, untuk malam kedua dan seterusnya.

Lagi asik-asik mengikuti petunjuk Mbak Nokia, eh baterainya koit alias low bat. Akhirnya kami mulai lihat petanya Google, dan sekali lagi, kalau di Google, hotel yang kami tuju nggak ada. Kemudian kami pun memutuskan bertanya ke orang-orang. Pertama nanya tukang parkir, katanya nggak pernah denger tuh hotel itu. Kedua ke satpam, juga sama nggak pernah tau ada hotel namanya itu. Nanya ke Mbak kasir fast food, nggak tau juga. Waduh nih hotel sebenernya ada nggak sih.

Saya pun menelepon hotel tersebut, “Pak hotelnya dimana ya? Saya sudah di Pom Bensin Kemangi.” Dan luar biasa petunjuk arah resepsionis hotel itu, “Ibu dari arah mana? Kalau dari arah selatan, nanti pas lihat Mc Donalds puter balik, hotelnya di kanan, plangnya gede kok.” Ok selatan itu sebelah mana ya nggak tau. Tapi berhubung tadi kami sudah ngelewatin Mc Donalds, jadi kami berpikir, berarti sudah kelewat. Muter lagi dong. Tapi kok ya nggak nemu tuh hotel, sampai dua kali muter, mana macet dan gerimis pula. Nggak nemu juga. Kalau sampai 1×24 jam nggak ketemu juga, kayaknya kami harus lapor polisi. #eh..

Telepon lagi lah si Resepsionis, petunjuknya pun sama, saya bilang, “iya Pak, masalahnya saya nggak tau sebelah selatan yang mana. Dan saya sudah muterin Mc Donalds sampai 3 kali, saya nggak lihat hotelnya.”

Resepsionis hotel itu bilang lagi, “ibu di Mc Donalds mana? Mc Donalds yang di Sanur bukan?”

Saya nggak tau bingung atau blo’on nanya lagi, “loh Pak, mana saya tau Mc Donalds yang di Sanur sebelah mana?”

Dan ternyata kami muter balik lagi keluar Sanur dooong… Pantes nggak nemu hotelnya. Hahaha. Padahal dari Pom Bensin Kemangi itu sudah deket lagi ke hotel, tapi karena kita pikir Mc Donalds nya udah kelewat jadi mbalik lagi. Hahahha dasar o’on. Ternyata Mbak Nokia memang lebih akurat ketimbang resepsioni hotel. *nyalahin resepsionis*

Dihari selanjutnya kembali pakai Mbak Nokia, walau baterainya mulai lowbat, tetep dibuka. Soalnya di Google pas aku search Pantai Padang Padang, malah diarahin ke Pantai Padang, di Sumbar. Huaaaah jaooooh amaaat. Peta Google ini sungguh nggak akurat. Hadeuuuh.

Lain lagi waktu ke Pantai Kuta, kami lagi bermacet-macetan menuju Pantai Kuta, si Mbak Nokia ngoceh mulu, “anda sudah sampai di tujuan.” Hahaha, iyaa mbaak tauuuuuu… Masalahnya parkirnya di manaaaa. Puadeeet puoooolll. Senengnya pas lihat ada mall sekarang di Kuta, namanya Beachwalk. Berarti kita bisa parkir di mall. Pas masuk, ampyuuuun rameee bangeeet.

Berhubung sudah jam setengah enam sore, daripada kelewat nggak lihat sunset, kami pun bayar valet parking Rp. 50.000. Habis itu takjub sendiri, mobil rental kami bersanding disebelah mobil-mobil mewah. Hahahaha.

13890772541028614443

Ikutan Valet Parking diantara mobil-mobil mewah

Di hari terakhir pun kami menemukan kelemahan peta Nokia. Waktu kami menuju Goa Gajah. Kok tumben ini si Mbak Nokia ngarahin kita ke jalan-jalan sempit. Ini serius menuju Goa Gajah apa nggak sih. Begitu belok ke jalan sempit itu, Mbak Nokia ngomong, “200 meter lagi anda sampai di tujuan.” Terus nggak berapa lama, dia bilang lagi, “anda sudah sampai di tujuan.”

Kami nggak lihat ada petunjuk Goa Gajah. Cuma memang ramai sekali, tapi kayaknya orang-orang yang mau sembahyang. Pas kami tanya, ternyata disitu Villa Goa Gajah. Hahahahahahha. Pantesan Mbak Nokia kesasar. Tapi lucunya pas kami sudah sampai di jalan besar, baru diarahkan ke Goa Gajah yang sebenarnya. Pasti tadi Mbak Nokia nya masih ngantuk, semalem habis begadang kayaknya. Hihihi.

Lain lagi kalau mau tau arah kiblat, di iPhone ada aplikasinya, jadi waktu kami di Bali nanya arah kiblat ke iPhone. Kalau sampai salah, biarlah hanya iPhone dan Tuhan yang tau. Hihihi. Nggak kok, biasanya selalu akurat. Sebenarnya di Android juga bisa aplikasi kiblat itu, cuma entah kenapa, reaksi menunjukkan ke arah kiblat nya lama sekali.

Demikian lah liburan saya bersama GPS. Saran saya, bila anda tersesat, bertanyalah pada GPS. #eh. Hihihi.

____

Nyasar bareng @KoplakYoBand

____

Baca juga tulisan saya :  Bisa Ngirit Kok Liburan ke Bali

____

Tulisan ini sudah pernah saya tayangkan di Kompasiana >> http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2014/01/07/tak-tau-arah-tanyakan-pada-gps-622891.html