Sejak Pemilu Legislatif (pileg) 2014 bergulir, saya aslinya puyeng plus gundah gulana (#halah). Bukannya apa-apa, saya sudah pesimis dengan anggota dewan yang (konon katanya) terhormat itu. Entahlah lihat mereka ngomong ini ngomong itu, kok saya sudah sulit untuk percaya.

Selama masa kampanye bergulir, tetep saya nggak minat lihat caleg-caleg (calon legislatif) yang masuk dalam Daerah Pemilihan (dapil)  di wilayah saya, yaitu Dapil 6 Jawa Barat. Lihat foto-fotonya betebaran di pohon-pohon, tiang-tiang listrik, bahkan di pager rumah saya pun ada, malah makin nggak nafsu.

Namun walau sudah lelah melihat para caleg ini, saya tidak berniat untuk golput. Karena buat saya, kalau golput itu kayak lari dari kenyataan. Walau ada yang bilang, golput juga merupakan sebuah pilihan. Buat saya, golput bukan sebuah pilihan.

Jadilah saya milih partai tertentu, alasannya karena “kayaknya” paling minim korupsi. Sekaligus karena nggak suka dengan partai yang lain. Terus setelah menetapkan pilihan partai tentu habis itu milih calegnya. Caleg yang saya pilih bukan caleg yang incumbent. Dengan harapan kalau orang yang baru ikut pileg, ada kemungkinan belum separah yang sebelumnya.

Nah sekarang ini saya kembali kuciwa dalam kemuakan. Yang membuat saya kecewa adalah koalisi. Lah saya pilih partai ini karena nggak suka sama partai itu. Eh terus ada rencana partai ini dan partai itu mau koalisi. Teruuuuusss?? Saya harus bilang #akurapopo gituuuh?!! Huaaaaaah…

Yah sih memang kalau partai pengen ikutan ngajuin capres (calon presiden) dalam Pemilihan Presiden (pilpres) 2014, suaranya nggak ada yang cukup. Semua partai kudu wajib harus berkoalisi. Cuma gimana yaa.. Kok saya rada-rada kurang sreg gitu.

Mungkin memang sebaiknya partai politik itu cuma ada dua. Jadi pilihannya jelas, masuk pemerintahan atau jadi oposisi. Selain itu kita yang milih caleg juga nggak bingung, nggak puyeng, nggak mules. Dan begitu juga saat pilpres, jadinya cuma ada 2 calon. Nggak pakai acara ada putaran kedua segala. Lebih ngirit juga kan…

Belum lagi nih, percuma banget milih caleg yang kita suka. Karena akhirnya perang saudara sendiri dalam partai. Malah pada ngambil suara temen satu partai. Partainya juga nggak bisa tegas, masalah suara-suara yang berpindah-pindah, tergantung siapa yang bisa bayar. Yah akhirnya apa yang terjadi, milih partai salah akibat koalisi, pilih caleg juga salah, karena malah perang sendiri, sesama teman separtai.

Ditambah lagi jelang pilpres 2014, banyak yang rela melakukan apa saja, yah demi kekuasaan dan demi uang. Bahkan sampai hati nurani pun bisa tergadai dan persahabatan pun bubar. Seakan sudah lupa kalau kita sebangsa dan setanah air.

Entahlah.. Negeri apa ini.. Seakan sulit sekali untuk mengharapkan sebongkah kata “kejujuran”. Tapi yaah.. Apapun ituuu.. Mau bagaimana lagiii.. Soalnya, saya terlanjur cinta matek sama Indonesia dengan segala kemoratmaritannya.

___

Sekedar keluh kesah saya untuk Indonesia. Sekalian saya mau ikutan nyapres 2014 dari partai @KoplakYoBand. Jangan lupa dukung saya yaa.. #eh.. Hihihi..

____

Tulisan ini sudah pernah saya tayangkan di Kompasiana >> http://politik.kompasiana.com/2014/04/29/koalisi-bikin-frustasi-652272.html