Seperti yang sudah aku tulis sebelumnya, aku ambil paket wisata Pagang Pasumpahan. Jadi sesudah dari Pulau Pagang, selanjutnya menuju Pulau Pasumpahan. Hari itu sejak pagi cuaca panas terik. Sudah dapat dipastikan saat siang ke Pulau Pasumpahan berasa banget bakalan hitam.

(Selamat Datang di Pulau Pasumpahan)

Pulau Pasumpahan ini masih berada dalam wilayah Kota Padang di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Sekitar 25 menit naik perahu boat dari Sei Pisang. Pulau Pasumpahan ini, memang pulau terdekat dari daratan Pulau Sumatera. Kalau kita ambil paket Pamutusan Pagang Pasumpahan, maka rutenya akan ke Pasumpahan dulu yang paling jauh kemudian ke Pagang baru terakhir ke Pasumpahan. Begitu pula kalau kita ambil paket Pagang Pasumpahan, rutenya Pagang dulu yang jauh, baru Pasumpahan yang lebih dekat.

(Panorama Pantai Pasumpahan)

Pulau Pasumpahan ini juga berdekatan dengan Pulai Sikuai, hanya berjarak 200 meter. Sayangnya Pulau Sikuai yang dulu di tahun 90-an sangat populer, sekarang ditinggal terbengkalai begitu saja. Semoga segera diberdayakan kembali.

(Banyak tempat-tempat untuk bersantai)

Begitu sampai di Pulau Pasumpahan, sekali lagi kita akan takjub melihat keindahannya.Di sini banyak sekali saung-saung untuk bersantai-santai sambil menikmati pemandangan. Selain itu buat yang suka berkemah, di sini bisa jadi pilihan seru. Untuk acara gathering kantor gitu, pasti asik banget.

(Jalan menuju Puncak Pasumpahan)

Kemudian pemandu wisata kami mengajak untuk naik Puncak Pasumpahan dulu, sebelum kita bersantai-santai. Karena katanyan pemandangan dari atas puncak sungguh menjanjikan. Dan sudah tentu, kalau mau lihat sesuatu yang luarbiasa, pasti butuh perjuangan. Jalan menuju puncak sungguh perjuangan banget, terutama kayak aku yang nggak pernah naik gunung. Jalannya lumayan terjal menuju ke atas. Apalagi pas sepertiga terakhir mendekati puncak, susah banget naiknya. Yang aku takuti selama naik adalah gimana turunnya. Kayaknya bakalan ngeri banget. Bener aja pas turun aku jadi ngesot, asli walau ada tali tapi tetep nggak berani turun ala-ala pemanjat tebing. Silahkan lihat turun ngesot ala aku di video YouTube di bawah.

(Panorama dari Puncak Pasumpahan)

Tapi setelah sampai di atas, sumpah keren pake bingits. Walau ngos-ngosan, panas-panasan, mandi keringet. Terbayarlah perjuangannya. Indah banget. Jadi banyak-banyak bersyukur bisa jadi orang Indonesia. Bisa melihat banyak anugerah keindahan untuk alam Indonesia.

(Masih dari Puncak Pasumpahan)

Setelah puas berjemur dan foto di Puncak Pasumpahan, niatnya pas di bawah, mau santai-santai, leyeh-leyeh dan foto-foto. Eh cuaca berubah drastis, begitu sampai di bawah, baru main di pantai sebentar, tiba-tiba gelap dan banyak yang teriak, “ada badai…!!!”

(Cihuy dah pemandangannya)

Dan menjadi mencekam, selain hujan badai serta ombak bergemuruh, tiba-tiba sinyal ponsel lenyap. Tak ada satupun operator selular yang sinyalnya masih nyala. Mulai berasa tinggal di pulau terpencil tanpa bisa komunikasi. Asli ngeri banget. Aku curiga ngelihat situasinya, bakalan nginep di sini. Tapi emang dasar aku pelor (nempel molor), lagi berteduh di warung gitu, lagi mencekam, eh malah tidur.

(Emejing banget kan?!)

Saat hujan reda, menurut nahkoda perahu, kayaknya bisa berlayar kembali ke Sei Pisang. Akhirnya kami pun kembali dengan perahu boat. Waktu berangkat yang tidak badai saja selama di perahu aku deg-degan dengan riak-riak ombaknya. Dan ini pas pulangnya sedang badai, ombaknya tinggi-tinggi banget. Apalagi pas perahu memecah ombak, yang kadang perahu keseret ombak, kadang terhempas.  Asli takut banget, ngebayangin perahu kebalik, secara aku nggak bisa berenang. Walau pakai pelampung juga tetep serem.

(Sungguh indahnya alam Indonesia)

Mana nggak ada perahu-perahu lain yang berlayar, jadi sepanjang mata memandang, hanya kami saja di tengah laut. Dan biasanya 25 menit perjalanan, ini jadi lama banget, jadilah dzikir sepanjang jalan. Tegang banget rasanya, ngelihat laut bergejolak dan aku pun merasa tak berdaya, tak ada apa-apa dibanding kekuasaan Tuhan. *drama yo ben.

(Baru juga main ayunan, tiba2 gelap)

Setelah menjalani 1,5 jam yang menegangkan, akhirnya kami sampai di Sei Pisang. Yang nyambut banyak banget. Ternyata semua mikir, nahkodanya lumayan nekad. Pas duduk-duduk melepas ketegangan sambil minum teh, Nahkodanya cerita, baru kali pertama dia ngalamin yang kayak tadi, yang paling dia takutin, kalau pas nerjang ombak, perahunya pecah atau terbelah. Emang kudu sabar dan konsentrasi ngadepin ombak yang luarbiasa tinggi-tinggi itu. Dia bersyukur kami penumpangnya pada diam semua, nggak teriak-teriak ketakutan, yang mungkin bisa bikin dia panik.

(Kok jadi banyak ya edisi narsisnya.. :))

Sampai di Sei Pisang ponsel baru menemukan sinyalnya. Ternyata saudara yang di Padang telepon-telepon berkali-kali nggak bisa. Katanya Kota Padang dari siang hujan badai, sampai papan iklan pada berjatuhan, pohon bertumbangan, bahkan di Bukittinggi gempa. Hadeuuuuuh pantes aja lautnya kayak gitu. Asli pengalaman menegangkan yang tak terlupakan. Saran aku kalau mau ke Pagang Pasumpahan, sebaiknya jangan saat musim hujan.

Begitulah pengalaman seru aku ke Pulau Pasumpahan. Nantikan kisah selanjutnya, gimana sensasi nginep di hutan rimba.

….

Asli pasti lebih seru kalau bareng @KoplakYoBand, pasti pada pengen ke jamban terus. *nuduh :))

….

Berikut video yang sedikit bercerita gimana sampai di Puncak Pasumpahan, susahnya turun dari Puncak Pasumpahan yang jadinya ngesot dan sedikit momen saat perahu menerjang badai.

…..

Sebelumnya:

[Wisata Sumbar] Kelok 9 Tak Cukup Hanya Dilewati

[Wisata Sumbar] Pemandangan Eksotis di Lembah Harau

[Wisata Sumbar] Danau Biru, Keindahan yang (Belum) Terjamah

[Wisata Sumbar] Pulau Pagang Bagaikan Miniatur Surga

Selanjutnya:

[Wisata Sumbar] Sensasi Bermalam di Hutan Belantara