Disadari atau tidak kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada ternyata kita hanyalah tinggal di sebuah ‘KOLONG’. Saat kita berada dirumah, kita tinggal disebuah kolong besar yang tercipta dari sebuah bangunan, begitu pula saat kita di kantor, bahkan saat kita diluar ruangan pun kita masih berada di suatu kolong besar yang disebut kolong langit.

Pernahkah terpikir bahwa saat kita membangun rumah atau gedung apapun, kita sesungguhnya ingin membuat suatu kolong atau beberapa kolong dalam sebuah bangunan.

Tapi ada juga beberapa kolong yang tercipta dengan sendirinya seperti kursi, meja, tempat tidur dan lain-lain. Ketika kita membuatnya kita tidak pernah merancang kolongnya, namun begitu benda tersebut telah terbentuk, saat itu juga tercipta kolong. Pada benda-benda tersebut, kolong seperti tidak bermanfaat tapi harus ada agar bendanya bisa digunakan.

Sehingga kolong bisa kita kategorikan menjadi dua, yang pertama kolong pada suatu bangunan, kolong jembatan, kolong langit dan lainnya yang sejenis merupakan kolong-kolong yang bermanfaat dan sebagai tujuan dari suatu ciptaan yang lebih dikenal dengan ruang, yang kedua kolong pada benda seperti kursi, meja, tempat tidur dan lainnya yang sejenis merupakan kolong-kolong yang mau tidak mau harus ada agar benda itu bermanfaat, yang memang dikenal dengan sebutan kolong.

Kolong pertama memang kolong yang diciptakan untuk manfaatnya, dia akan diperhatikan banyak orang dan akan dipuji karena bagusnya kolong-kolong itu. Dan kolong-kolong ini akan berupaya tampil semenarik mungkin. Namun kolong pertama lebih terkenal dengan nama ruang. Jadi ini bukan kolong yang sesungguhnya.

Kolong kedua itulah makna dari kolong sesungguhnya. Begitu terkesan sepele dan tidak berguna namun bila tidak ada maka tidak bermanfaatlah bendanya. Kolong juga tidak menjadi pusat perhatian orang lain, tapi dia tetap harus ada agar orang bisa memperhatikan benda-benda tersebut.

Pernahkah terpikir untuk menjadi kolong? Tidak diperhatikan bahkan disadari tapi sangat berguna untuk orang lain. Ilmu kolong memang ilmu susah untuk dipahami juga untuk dijalani. Karena saat anda berguna untuk orang lain, saat itu juga anda tidak dianggap berjasa dan terabaikan.

Sungguh sulit menjadi kolong, harus punya jiwa yang besar, tulus tanpa pamrih dan selalu bermanfaat.

 

___

Tulisan ini sudah pernah tayang di Kompasiana –> http://filsafat.kompasiana.com/2011/01/13/filosofi-kolong-sanggupkah-menjadi-kolong/