Sejak Olympiade Beijing 2008 saya sungguh terusik dengan cara penyiar televisi menyebut CINA dengan CHINA. Sementara saat menyebut negara lain tetap menggunakan bahasa Indonesia, seperti Belanda bukan di sebut Holland atau Netherland, Perancis tidak dieja menjadi France atau Inggris tidak dikatakan dengan England dan negara-negara lainnya.

Ada diskriminasi bahasa disini. Ini berlanjut terus hingga sekarang. Bahkan bukan hanya cara mengejanya tapi juga penulisannya. Apakah ejaan bahasa Indonesia versi terbaru sudah menjadikan CHINA sebagai bahasa Indonesia bukan seperti sebelumnya yaitu CINA?

Atau ada konotasi yang buruk terhadap kata CINA? Seharusnya tidak ada konotasi buruk dari kata tersebut. Belum lagi ada juga isu yang mengatakan bahwa pemerintahan RRC lah yang minta agar tidak menggunakan kata CINA tapi menggunakan bahasa Inggris yaitu CHINA. Atas dasar alasan apa, itupun tidak jelas.

Sementara, negara-negara lain kita ucapkan dalam bahasa Indonesia, sedangkan tidak untuk CINA, menjadi aneh dan janggal. Terutama saat melaporkan sebuah pertandingan antar negara seperti olympiade menjadi tak enak terdengar. Contoh: “Dalam cabang renang Amerika Serikat memperoleh 4 medali emas, Inggris 3 medali emas dan China 2 medali emas, sementara Perancis hanya memperoleh 3 Perak”.

Tampaknya penggunaan kata CINA ataupun CHINA (caina), harus kita seragamkan lagi dalam penggunaan tata bahasa Indonesia.

Mungkin ada yang bisa share tentang masalah ini, saya persilahkan. Terimakasih.

 

____

Tulisan ini sudah pernah saya posting di Kompasiana –> http://bahasa.kompasiana.com/2011/02/22/mengapa-china-bukan-cina/