Surat Cinta yang Terungkap

Ceritanya nih ya setelah 20 tahun berpisah, tiba-tiba aku masuk dalam grup Whatsapp Alumni SMA. (eaaa jadi ketauan dah aku anak tahun segituan). Dan aku kok banyak yang lupa ya orang-orangnya. Tapi pas pada cerita begini begitu, aku mulai menyusun kepingan-kepingan memori di otak aku. Akhirnya inget satu-satu. Eh ini bukan menandakan aku udah mulai pikun yaaakk.. Karena emang bener-bener nggak tau info apa-apa sejak lulus SMA. Beneran deh.

Lirikan Menentukan Prestasi

Lirikan nyontek ato lirikan romantis ini yaah? (Gambar diambil dari: http://makassar.tribunnews.com/2011/04/27/nyontek-dua-peserta-un-diamankan-polisi)

Pernah nggak nyontek? Kalau gue waktu sekolah antipati banget sama nyontek. Gue selalu memegang prinsip lebih baik dapet nilai nol, daripada nyontek. Sampe pernah, pas kelas 2 SMA, gue nggak tau kalau hari itu bakal ada ulangan biologi. Waduuuh blaank.. Nggak ngerti mau jawab apa.

Lebih Mencintai Indonesia Setelah Bermukim di Jayapura..

Jayapura, gambar diambil dari http://www.dipity.com/tickr/Flickr_irja/

Papua adalah tempat yang tidak pernah terbayangkan untuk menjadi tempat tugas ayah saya. Ketika saya naik kelas 2 SMP, ayah saya harus ditugaskan di Papua yang saat itu bernama Irian Jaya. Mendengar kata Irian Jaya, yang terlintas dalam benak saya peradaban primitif dan menyeramkan. Sempat tak mau ikut pindah, namun ayah saya mengatakan: “anak hanya dua, mengapa harus terpisah-pisah”. Adik saya saat itu masih kelas 5 SD, sehingga tidak punya keinginan untuk pisah dari orang tua.

Guruku Mencintaiku..

Gambar diambil dari: http://picasaweb.google.com/timspapua/SMAN1Sentani#

Waktu aku SMA di Papua, guru-guruku mayoritas masih muda-muda, baru pada lulus  kuliah di berbagai universitas negeri di Jawa. Yang terpanggil untuk mengajar di Papua.

Saat naik kelas 2 SMA aku masuk jurusan A1 Fisika (pada masa itu, pembagian jurusan ada 4, Fisika, Biologi, Sosial dan Budaya) dan wali kelasku adalah seorang guru fisika masih muda dan lumayanlah. Beliau lulusan perguruan tinggi negeri di Jawa. Begitu lulus langsung mengajar di Papua saat dia jadi wali kelasku, dia sudah 4 tahun mengajar di sekolahku.

Status ‘Anak Kolong’ Membawa Tinggal di Papua Selama 5 Tahun

Terlahir sebagai ‘anak kolong’ membuat saya melihat banyak tempat di Indonesia dan sekaligus memiliki banyak teman berbagai suku.

Lahir di Jakarta di RS TNI AD Moh Ridwan tentunya gratis. Kemudian hingga usia 5 tahun tinggal di Bekasi, TK dan kelas 1 SD di Tangerang, Kelas 2 dan 3 SD di Padang, Kelas 4 SD sampai 1 SMP di Jakarta dan kejutan itu datang saat akan naik kelas 2 SMP tahun 1990 harus pindah ke Abepura, Kota Jayapura Papua.