Hari ketiga di Bali, kami memilih wisata yang lebih santai. Pagi-pagi bangun tidur langsung mandi ke Pantai Sanur, yang hanya berjarak 200 meter dari hotel tempat kami menginap. Sebenarnya tujuan utama ke Pantai sanur buat lihat matahari terbit, tapi ya sekalian aja mandi, walau pantainya sebenarnya nggak asik buat mandi.

JPEG Image (637330) copyPantai Sanur di pagi hari (dok pribadi)

Pantai Sanur ini, ada kejadian yang bikin bete, kita baru aja buka bekel di bawah payung-payung yang ada tempat duduknya, eh udah diusir sama yang punya restoran. Katanya tamu mereka mau pada duduk disitu. Padahal kami naro barang-barang di situ udah sejam, dia diam aja. Giliran kita mau makan, eh diusir. Dan sampai kami selesai makan, nggak ada tuh pelanggan dia yang duduk di situ. Lah wong masih subuh.

Setelah puas berenang di pantai dan udah kenyang pula, kami pun balik ke hotel, mandi beneran, kemudian melanjutkan perjalanan. Tujuan pertama ke Pasar Sukowati, yang tak terlalu jauh dari Sanur. Begitu sampai di sana, beuuuhh.. Ruameeee biangeeettt.. Parkiran aja sampai panjaaaaang dan semakin menjauh dari pasar. Banyak bis-bis pariwisata, ada mulai dari anak sekolah asla Jateng, Sumbar sampai NAD. Gileeee.. Anak SD dan SMP aja tour sekolahnya ke Bali. Dulu saya SD, tournya cuma ke Taman Safari (ngiri yo ben).

Berhubung tuh pasa mbludaag, akhirnya kami pergi dengan tangan hampa. Puyeng lihat orang segitu banyaknya. Jadi kami pun lanjut menuju Goa Gajah, yang pake acara nyasar, gara-gara Mbak GPS galau. Hihihi. Begitu sampai, mana gajah nya neeeh.. Bayangan saya, di dalam goa ada gajahnya. Selain di depan ada patung gajah, tak ada ciri lain yang menandakan adanya gajah. Biaya masuk ke Goa Gajah Rp. 15.000 per orang.

JPEG Image (670210) copyFoto narsis di Goa Gajah.. *narsisan mana saya ato bule itu?* (dok pribadi)

Menurut sejarahnya, Goa Gajah dibangun pada abad ke-11  Masehi , pada saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten berkuasa. Goa ini dijadikan tempat untuk bertapa. Di sekitar goa terdapat kolam pemandian dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Cuma pas saya kesana, patungnya tinggal enam.

goa_gajahTempat pemandian di Goa Gajah. Berhubung fotonya hilang, nggak tau kenapa, jadi saya ambil foto dari http://arnayatourbali.blogspot.com/2013/05/goa-gajah.html

Selanjutnya kami menuju ke Pasar Klungkung, niatnya pengen nyari batik motif garong. Tapi setelah ngudak ngaduk tuh pasar, di sana cuma ada kain tenunan dan songket Bali doang. Batik yang diharapkan tak ada. Jadi nyesel kemaren nggak dibeli aja waktu di Gitgit, padahal di Gitgit, warnanya lengkap. Ya sudah lah bukan rejeki berarti.

JPEG Image (207946) copy

 

Gerbang depan Pura Goa Lawah (dok pribadi)

Kami pun melanjutkan perjalanan ke Goa Lawah. Harga tiket masuknya juga sama Rp. 15.000 per orang. Dan kami penasaran pengen lihat kelelawar (lawah), ternyata tuh ribuan kelelawar katanya ada di dalam goa, cuma baunya minta toloooong… Baunya menyengat banget, dari luar sudah kecium, akhirnya saya nggak berani deket, foto-foto dari depannya aja. Itu baunya bikin mual.

JPEG Image (208650) copyIni dia Goa Lawah yang di dalamnya banyak kelelawarnya. (dok pribadi)

Tak ada yang tau pasti Pura Goa Lawah ini dibangun kapan. Namun menurut perkiraan sekitar abad ke-11 Masehi. Karena dikisahkan, Mpu Kuturan datang ke Bali abad ke-11, saat pemerintahan dipimpin anak bungsu dari adik Raja Airlangga. Saat itu di Bali banyak sekali aliran-aliran, yang membuat Mpu Kunturan, mengajarkan konsep Tri Murti untuk menyatukan aliran-aliran tersebut. Dia mengajarkan pembuatan Pura Kahyangan Tiga disetiap desa, dan mengukuhkan Goa Lawah sebagai salah satu Pura Kahyangan Jagat.

JPEG Image (204426) copyada pohon kembar di Goa Lawah (dok pribadi)

Pura ini perpaduan antara gunung dan laut (lingga-yoni) yang indah. Pura Goa Lawah dibangun untuk memuja Batara Tengahing Segara, penguasa lautan dan Sang Hyang Nasa Basuki, dihubungkan dengan Pura Besakih dan Gunung Agung.

JPEG Image (211450) copyPura Goa Lawah (dok. pribadi)

Salutnya, di Pura Goa Lawah ini, banyak sekali orang yang mampir untuk sembahyang. Anak-anak muda yang mengendarai motor, banyak yang singgah sebentar untuk sembahyang. Ada juga yang mengendarai mobil, yang berhenti, untuk berdoa sejenak di Pura Goa Lawah ini.

JPEG Image (210042) copymasih di Pura Goa Lawah (dok pribadi)

Dan bila kita memandang Pantai Padangbai yang menghampar di depan Goa Lawah, tampak indah dan airnya tampak biru banget. Sayang kami sudah tidak punya waktu untuk mampir ke pantai tersebut. Nanti lah kalau ke Bali lagi, mampir ke Pantai Padangbai itu. Sungguh pantai yang terlihat menggoda.

biastugelPantai Padangbai yang indah, karena nggak sempat kesana, foto ini saya ambil dari http://priscilladwiretnolc.wordpress.com/2012/03/21/5-pantai-indah-yang-tersembunyi-di-bali/

Kemudian di hari terakhir ini, kami masih berusaha membeli Pia Legong, dan sayang disayang, sampai sana, Pia Legong sudah tutup. Kami pun kembali ke hotel, untuk makan malam dan tidur. Akhirnya dikeesokan harinya, pagi-pagi sekali, jam 05.30 WITA, kami pun check out dari hotel. Dan menuju bandara lewat jalan tol lagi. Wah tetep takjub dengan pemandangan tol di atas laut. Sampai bandara pun kecepetan, ternyata ke bandara lewat tol hanya makan waktu 15 – 20 menitan.

Akhirnya bye Bali.. Sampai jumpa lagi dilain waktu. Siapa tau dapat hadiah gratis jalan-jalan ke Bali dari Kompasiana. #eh.. (ngarep yo ben).

____

Bertapa di Goa bareng @KoplakYoBand

____

Silahkan baca juga:

Bisa Ngirit Kok Liburan ke Bali

Tak Tau Arah?! Tanyakan pada GPS..

[Lovina] Lumba-lumba yabg Sulit Diabadikan

Dari Gitgit yang Sunyi Sampai Tanah Lot yang Eksotis

[Bali] Main Air di 3 Pantai dalam Sehari

___

Tulisan ini sudah pernah saya tayangkan di Kompasiana >> http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/01/24/bali-2-goa-dari-abad-xi-masehi-627012.html