Search

Jejak Tinta

Berbagi segala kisah, cerita, pengalaman baik lucu, unik, suka maupun duka

Tag

wisata

[Wisata Sumbar] Sensasi Bermalam di Hutan Belantara

Setelah penuh drama dalam perjalanan dari Pulau Pasumpahan, kami pun menuju tujuan wisata yang terakhir, yaitu bermalam di tengah hutan belantara. Tempat ini memang bukan tujuan wisata yang biasa. Tapi pihak travel merekomendasikan untuk mencoba sensasi bermalam di hutan. Yah berhubung ini obyek wisata yang unik dan tidak biasa, kami pun menyetujui ide itu.
Continue reading “[Wisata Sumbar] Sensasi Bermalam di Hutan Belantara”

[Wisata Sumbar] Kelok 9 Tak Cukup Hanya Dilewati

Bingung mau wisata ke mana? Mari coba wisata ke ranah Minang. Tiketnya nggak mahal-mahal amat kok, asal nggak pas peak season. Kalau soal kuliner, jangan ditanya,nggak usah dibahas semua orang juga tau kalau kuliner Minang itu juara pake banget. Bahkan rendang ada diurutan pertama World’s 50 Most delicious Foods versi CNN. Terus gimana soal tujuan wisatanya? Kalau boleh lebay, Sumatera Barat (Sumbar) itu gudangnya tempat wisata, hanya saja belum digiatkan, belum diekspos, belum dapat perhatian khusus dari Pemda Sumbar. Dengan potensi alam yang luarbiasa, Sumbar bisa menjadi tujuan wisata yang menjanjikan seperti halnya Bali.
Continue reading “[Wisata Sumbar] Kelok 9 Tak Cukup Hanya Dilewati”

[Wisata Sehat] Pelesiran ke Stadion Olahraga Singapura

Ceritanya nih aku dapat kesempatan ikutan acara #HappyBloggers wisata sehat ke Singapura. Aku namain wisata sehat, karena memang tempat wisata yang dikunjungi semuanya kudu ngukur jalan. Kalau jalan sampai berkilo-kilo kan lumayan bakar kalori. Selain itu kami diberi kesempatan berkunjung ke klinik kesehatan dan juga rumah sakit. Tak hanya itu, kami pun berkesempatan melaksanakan medical check up lengkap.
Continue reading “[Wisata Sehat] Pelesiran ke Stadion Olahraga Singapura”

Bisa Ngirit Kok Liburan Ke Bali

Ternyata bisa ngirit juga liburan ke Bali. Pas bulan November 2013 kemarin saya iseng-iseng nge-cek harga tiket berbagai maskapai penerbangan dari Jakarta ke Bali PP. Aslinya nggak terlalu berharap dapat tiket murah, eh nggak dinyana-nyana masih bisa dapet tiket AirAsia. Berangkat tanggal 23 Desember 2013 harganya 400ribuan, pulang tanggal 27 Desember 2013 300ribuan, jadi yah total-total 900ribu lah. Sengaja nggak tahun baruan di Bali, soalnya kalau beli tiket pesawat yang mepet tahun baru dan pulangnya sesudah tahun baru, harganya udah minta tolong.

Continue reading “Bisa Ngirit Kok Liburan Ke Bali”

Yang Unik dari Beijing

Setelah sebelumnya saya bercerita hal yang menarik saat jalan-jalan di Beijing dengan mengunjungi objek-objek wisatanya, sekarang saya akan bercerita hal yang unik selama disana.

GUIDE

Guide kami adalah seorang dosen bahasa Indonesia yang asli orang Cina dan belum pernah sekalipun datang ke Indonesia. Bahasa Indonesianya sungguh fasih, walau ada beberapa kata yang agak sulit dia ucapkan, namun kami tak pernah bermasalah dengan komunikasi. Dan dia senang bila di panggil Mas David.

Mas David ini mencirikan orang Indonesia gemar melakukan 4 hal:

  • Jam Karet: menurut dia, wisatawan Indonesia tak pernah tepat waktu, sedangkan jadwal tour sangat padat, jadi dia suka kelabakan mengatur jadwal
  • Toilet: Kemanapun wisatawan Indonesia mengunjungi tempat wisata, pertanyaan yang pertama yang selalu ditanyakan pada guide adalah “toilet ada dimana?”
  • Tidur selama perjalanan: saat di bis pasti pada tertidur, walaupun guide sedang menerangkan tentang suatu sejarah tempat yang akan dikunjungi
  • Doyan belanja: Jangan sediakan waktu yang sedikit untuk orang Indonesia berbelanja, karena akan diprotes. Wisatawan Indonesia sangat suka berbelanja dan selalu membawa oleh-oleh yang luarbiasa banyaknya.

Mas David juga pernah punya pacar orang Surabaya, namun setelah 4 tahun mereka putus.

TRANSPORTASI

Transportasi yang unik di Beijing adalah mereka punya jalur khusus untuk pengguna sepeda. Tidak boleh menggunakan motor kecuali motor yang dicharge, untuk mengurangi polusi udara. Rata-rata pekerja disana lebih senang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka.

Mengenai kemacetan, ternyata beda persepsi dengan kita. Menurut Mas David, perjalanan dipagi hari menuju Tembok Raksasa macet, karena bersamaan dengan orang berangkat kerja. Perjalanan normal dari hotel 30 menit, saat itu kami sudah membayangkan macet sampai 2 jam, ternyata kami sampai 45 menit. Dan Mas David bilang, “benerkan macet!”. Kita langsung bilang, “kalau di Jakarta ini masih lancar. Yang namanya macet tuh bisa 2 jam”. Dan dia pun tidak percaya, kalau kami mengalami tiap pagi saat berangkat ke kantor.

JEMBATAN PENYEBRANGAN

Saat kami akan menyebrang dari Gerbang Tian An Men menuju lapangan Tian An Men, kami melihat-lihat kiri kanan untuk menyebrang sambil berpikir mana jembatannya. Ternyata jembatannya lewat bawah tanah, wow kami sangat kagum, karena dengan lewat bawah tanah tak perlu naik turun tangga terlalu jauh dan aman dari hujan dan panas. Selain itu tidak ada pedagang asongan ataupun pedagang kaki lima. Sungguh menyenangkan menyebrang di Beijing.

KULINER

Ternyata disana juga banyak restoran Muslim, beberapa kali kami makan di restoran Muslim. Dan disanapun disediakan mushola. Ciri khas disetiap restoran yang tidak mungkin terlewatkan adalah sawi putih, itu adalah menu yang selalu ada. Menurut Mas David, orang Cina percaya dengan makan sawi putih tiap hari akan panjang umur. Mereka bisa makan 200-500gr sawi putih sehari. Makanya di Beijing rata-rata mereka mencapai usia 80 tahun. Dan memang kami sering lihat lansia berjalan kaki dan terlihat sehat. Terutama di Kuil Langit tempat mereka berkumpul, benar-benar masih segar bugar.

Secara umum, saya suka masakannya, tapi bila lidah anda kurang bisa menyesuaikan saya sarankan bawa sambal goreng ataupun saus sambal untuk menutupi rasanya. Dan lagi anda akan sulit bertemu sambal disana.

Bila anda Muslim, saat sarapan pagi di hotel, ada baiknya bertanya itu daging apa, karena tak ada tulisan yang bisa menunjukkan itu daging sapi atau daging babi. Kalau saya bawa popmie, jadi tiap sarapan, makan popmie di kamar, di restoran tinggal makan roti atau kue.

Satu lagi disana ada Restoran Minang, sayang kami tak sempat mampir. Restorannya lumayan besar, baru saat itu saya merindukan masakan Padang, biasanya saya bosan sekali karena saya orang minang, jadi kalau jalan-jalan paling malas singgah ke rumah makan Padang. Mungkin karena disana masakannya agak lain dilidah, jadi bisa merasakan kangen masakan Padang.

TOILET

Seperti ciri khas yang sudah melekat pada orang Indonesia kemanapun pergi akan mencari toilet. Nah toilet disana yang bersih hanya di bandara, restoran dan hotel. Kalau ditempat-tempat wisata juga pusat perbelanjaaan semuanya jorok. Kabarnya mereka punya kebiasaan malas menyiram bekas buang air, selain itu tak sediakan air untuk cebok. Jadi saran saya, bila ingin kesana, bawa tissue basah, agar bisa bersih-bersih sesudah buang air.

Ada satu toilet yang bikin saya stress, di pabrik sutra, saat itu tiba-tiba saya ingin buang air besar karena sudah tiga hari disana belum buang air besar, sehingga tak tertahankan. Saya pun ke toilet, disitu adanya toilet jongkok, saat selesai tidak ada shower ataupun air untuk cebok itu biasa, tapi saya baru sadar, ternyata tidak ada tombol atau apapun untuk menyiram closet nya. Saya benar-benar panik. Dan begitu saya berdiri, saya sungguh terkejut, tiba-tiba closet mengeluarkan air secara otomatis. Sehingga closet pun bersih kembali. Mungkin closet otomatis ini lebih efektif buat mereka yang malas menyiram closet.

BANDARA

Bandara yang luarbiasa besar itu sungguh mengagumkan dari tempat check in menuju gate pesawat kami, bila jalan kaki menghabiskan waktu 45 menit. Tapi disediakan kereta yang tiap 5 menit lewat dan itu menghabiskan waktu 10-15 menit. Hal serupa pun sama dengan bandara di Hongkong, bandaranya sudah seperti mall, jadi walau berjalan menuju gate 45 menit, tidak terasa, karena bisa sekalian lihat-lihat. Sangat jauh dibandingkan Soekarno Hatta, baik dari fasilitas dan kenyaman.

Demikianlah share saya tentang hal yang unik selama di Beijing.

____

Tulisan ini sudah pernah saya tayangkan di Kompasiana —> http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/03/18/yang-unik-dari-beijing-beijing-2/

Up ↑